Jika mendengar furnitur rumah dari kardus, mungkin bayanganmu adalah kerajinan tangan yang bikin tampilan rumah jadi gak sedap dilihat. Maklum, material kardus jarang digunakan selain buat alat penyimpanan. Apalagi buat furnitur.

Tapi, siapa sangka ide nyeleneh tersebut justru bisa bikin empat mahasiswa ini jadi jutawan.


Bermula dari tugas kuliah, Angger Diri Wiranata, Indra Syamsyu, Muh. Arif Susanto, dan Octiana Dwi Anggara sukses menciptakan Dus Duk Duk, furnitur rumah dari kardus.

Di tangan empat mahasiswa Desain Produk Industri (Despro) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini, material kardus mampu disulap jadi peluang bisnis bernilai puluhan juta rupiah.

Penasaran bagaimana kisah perjalanan mereka? Yuk, simak ulasannya berikut ini.

1. Berawal dari pameran tugas kuliah


Layaknya pekerjaan kelompok, empat mahasiswa ini mulai bagi tugas. Odi Anggara di produksi, Angger Wiranata bagian pemasaran, Arief Susanto bagian keuangan, dan Indra bagian grafis.

Usai pameran kuliah, mereka memutuskan untuk melanjutkan hasil tugas mereka jadi bisnis. Gak disangka-sangka, hasilnya memuaskan.

Pada 2013, mereka memamerkan beberapa furnitur kardus di Ide Art 2013. Promosi juga dilakukan dari mulut ke mulut melalui teman-teman alumni. Dari sana, beberapa pesanan mulai berdatangan. Salah satu pesanan bahkan datang dari butik artis terkenal, Luna Maya.

2. Kolaborasi kreativitas dan kecerdasan


Kursi dari kardus, emang gak jebol? Kira-kira begitulah lusinan pertanyaan yang mereka terima saat memulai bisnis ini.

Namun, mereka menjamin kursi ciptaan mereka bisa menahan berat hingga 300 kilogram. Dalam pembuatannya, mereka menggunakan teknik puzzle atau kait mengait tanpa memakai lem perekat. Mereka juga menggunakan cairan khusus yang bisa membuat furnitur ini lebih kuat dan tahan lama.

Dalam perjalanannya, mereka terus melakukan eksplorasi produk hingga ke berbagai bidang, termasuk dekorasi.


3. Dari pameran hingga pesanan mancanegara


Dus Duk Duk dipamerkan dalam berbagai lomba ilmiah dan beberapa kali menjadi pemenang. Dari kompetisi tersebut, mereka mendapatkan Rp 7 juta yang digunakan untuk membeli peralatan dan bahan baku.

Dari sanalah, bisnis mereka mulai berjalan. Mulai dari mainan anak yang dibanderol Rp 150 ribu per kemasan, hingga pesanan instalasi seni dari berbagai negara, seperti Italia dan Belanda yang dihargai mulai Rp 10 jutaan.

Pada 2013, karya mereka dilirik Pakde Karwo. Gubernur Jawa Timur itu turut memesan satu set kursi dan meja belajar untuk anak-anaknya. Pesanan mulai mengalir deras hingga mencapai ribuan unit.

4. Berinovasi memadukan seni dalam furnitur


Dus Duk Duk bukanlah furnitur kardus biasa. Untuk membuat karya mereka semakin bernilai, mereka juga menerima special order yang membuat ciptaannya ini bagai karya seni bernilai tinggi. Misalnya, dengan menambahkan karikatur atau sentuhan batik pada furnitur yang dipesan.  Salah satunya adalah karikatur wajah Pakde Karwo pada kursi pesanannya.

5. Produk ramah lingkungan, beromzet miliaran




Arif dkk memilih bahan kardus karena material ini termasuk produk yang bisa didaur ulang sehingga ramah lingkungan. Di luar negeri, olahan kardus sudah pernah dijadikan material arsitektur rumah atau bangunan lainnya.

Kini, Dus Duk Duk telah mampu melakukan produksi massal, seperti pembuatan 10 unit kursi per hari dan produk lain sesuai pesanan konsumen. Harganya bervariasi tergantung tingkat kesulitan dan jumlah bahan yang dibutuhkan.

Buat produk yang didesain berdasarkan desain konsumen alias custom design, dibanderol mulai dari ratusan ribu hingga ratusan juta. Lama pekerjaannya selama dua minggu.

Kebanjiran order, gak heran kalau sepanjang 2017 Dus Duk Duk mampu mencapai omzet hingga miliaran rupiah. Sementara pada 2018 ini, Arif dkk optimis bisa meraup hingga dua kali lipat omzet 2017 lalu.

Mimpi Arif dan teman-teman gak cuma soal omzet miliaran. Mereka juga ingin mengubah pola pikir masyarakat agar gak lagi menganggap kardus sebagai sampah belaka. Faktanya, jika diolah dengan tepat, kardus juga dapat menjadi barang mewah.

Untuk mewujudkan mimpi ini, mereka bercita-cita membuat festival kardus dengan menggunakan material kardus untuk seluruh bagian acara. Selain itu, melalui Dus Duk Duk, mereka juga berharap dapat menciptakan lapangan pekerjaan buat masyarakat Indonesia.

Cita-cita yang patut didukung nih! Gimana denganmu? Punya ide bisnis lain yang menurutmu bisa sesukses furnitur rumah dari kardus ini gak?
Axact

KAOS DAKWAH

KAOS DAKWAH adalah blog membahas tentang cara pembuatan Kaos Dakwah sampai bagaimana cara menjual Kaos Dakwah Online maupun offline, Silakan cari artikel di GHIRAH.COM..Terima Kasih telah berkunjung di blog sederhana ini, Jika antum PRODUSEN KAOS DAKWAH ATAU DISTRO MAU KERJASAMA SILAKAN KONTAK NO TLP YANG ADA DI WEB GHIRAH.COM

Post A Comment:

0 comments: